KERAJINAN PERAK DESA DEMULIH

Contoh perhiasan berbahan perak produksi Desa Demulih

Berbicara mengenai kerajinan yang ada di Bali tentu tidak akan ada habis-habisnya. Mulai dari kerajinan ukir, marmer, hingga perak. Kerajinan perak yang ada di Bali tentunya sangat berbeda dengan kerajinan perak yang ada di daerah lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari motifnya.  Salah satu tempat produksi kerajinan perak yang dapat di kunjungi ketika berkunjung ke Bali adalah Desa Demulih yang terletak di Kabupaten  Bangli.
Produk-produk yang dihasilkan  berupa cincin, kalung, anting, gelang, dan sebagainya. Produk-produk ini dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang sangat terampil.  Bagi pengunjung yang berminat melihat langsung proses pembuatannya dapat langsung datang ke desa ini. Harga yang di tawarkan untuk masing-masing produk juga bervariasi bergantung pada motifnya.

KERAJINAN MARMER DESA DEMULIH


Meja Rias Berbahan Marmer
Semakin banyaknya peminat rumah atau hunian dengan konsep “kembali ke alam” atau lebih cenderung kea rah natural, membuat para pengerajin yang menggunakan  bahan alam semakin di gemari, pengerajin marmer misalnya. Dewasa ini banyak masyarakat yang lebih memilih pernak-pernik yang berbahan dasar marmer karena dianggap lebih memiliki nilai estetika dan kenyamanan tersendiri. Hal yang demikian yang menjadikan pengerajin marmer kian menjamur.

Hampir di setiap daerah di Bali terdapat pengerajin marmer. Seperti halnya Desa Demulih yang terletak di Kabupaten Bangli. Desa ini memproduksi berbagai pernak-pernik rumah tangga yang berbahan dasar marmer, seperti meja rias, meja makan, tempat lampu, dan lain-lain. Berbicara masalah kualitas, produk yang dihasilkan di desa ini bisa di uji kualitasnya dan desainnya pun unik serta bervariasi.

Tempat Lampu Berbahan Marmer

Meja Berbahan Marmer


Alamat Pemesanan :
Dusun Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli 

Kopi Luwak Desa Demulih



Kopi Luwak. Bagi penikmat kopi tentu tidak asing lagi mendengar jenis kopi yang satu ini. Saat ini Kopi Luwak sedang banyak diminati. Kopi Luwak berbeda dengan kopi-kopi pada umumnya. Perbedaannya ada pada proses pembuatan, rasa, dan harga tentunya.
Dilihat dari proses pembuatannya, sesuai dengan namanya, kopi ini melibatkan hewan sejenis musang yang bernama Luwak.  Kopi yang sudah siap panen diberikan kepada Luwak untuk di makan. Kemudian kotoran Luwak yang berupa gumpalan biji kopi yang sudah terpisah dari kulitnya inilah yang nantinya akan di olah menjadi kopi luwak.
Kopi Luwak memiliki rasa dan aroma yang nikmat. Kenikmatan kopi ini disebabkan oleh proses fermentasi yang tejadi di dalam perut luwak. Tidak hanya itu, Kopi Luwak juga memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan kopi pada  umumnya yang dijual dipasaran. Hal inilah yang menyebabkan harga Kopi Luwak jauh lebih mahal. Wajar rasanya jika kopi jenis ini memiliki banyak peminat.

Melihat semakin banyaknya peminat dipasaran, berbagai merk dan tempat usaha Kopi Luwak pun bermunculan. Seperti halnya Desa Demulih. Salah satu desa yang ada di Kabupaten Bangli ini sudah terkenal dengan salah satu desa yang memproduksi Kopi Luwak. Hasil produksi Kopi Luwak Desa Demulih sudah dipasarkan di beberapa supermarket besar dan toko oleh-oleh Bali. Kopi Luwak Demulih dijual dengan berbagai kemasan yang bertujuan agar semua kalangan dapat menikmati Kopi Luwak Demulih ini.

KERAJINAN TIKAR DESA DEMULIH


Berbicara mengenai kerajinan yang ada di Bali tentu tidak akan ada habisnya. Pulau yang terkenal dengan sebutan pulau dewata ini selalu mampu menghadirkan berbagai hal yang akan membuat pengunjungnya terpesona. Tidak hanya seni, kerajinan-kerajinan yang ada pun tidak kalah variasinya. Kerajinan-kerajinan ini dapat ditemui di seluruh  kabupaten di Bali, Kabupaten Bangli misalnya.
Kabupaten Bangli khususnya Desa Demulih memiliki kerajinan-kerajinan khas yang mampu membedakannya dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat dilihat di Dusun Tanggahan Talang Jiwa yang merupakan salah satu dusun di Desa Demulih yang letaknya berbatasan dengan Desa Delat, Kabupaten Gianyar terkenal dengan tempat penghasil tikar pandan.

Tikar Demulih ini berbahan dasar pandan berduri. Dalam  pembuatannya, tikar ini harus melewati beberapa tahap, seperti pemisahan duri-duri pandan, penjemuran, dan penyulaman. Tahap penjemuran ini memerlukan waktu yang cukup lama.   Semakin lama pandan di jemur, kadar air dalam pandan akan semakin sedikit dan hal inilah yang menjadikan tikar ini lebih tahan lama. Ukuran tikar yang di produksi di dusun ini juga bervariasi yang menyesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan. Tikar pandan Demulih selain digunakan sebagai alas duduk biasanya juga di gunakan sebagai sarana upacara. Untuk pemasarannya, Tikar Demulih biasanya di jual di pasar tradisional dan toko-toko yang menjual sarana upacara.

ENJOY THE BEAUTY OF DEMULIH





Demulih is located in Bangli regency about 5 kilometers to the west from the centr of the city. Administratically Demulih is divided into 3 main areas namely Demulih, Tanggahan Tengah and Tanggahan Talang Jiwa.
There are several things that can be introduced about Demulih. The first things is that most of the people here work on agriculture area. 206 ha from 463 are use as rice fields. Based on the rule of subak which control the irigation of the rice fields. The rice fields are divided into 3 zones which make possibility the rice fields blossom in different times. Therefore, if you ride a long the street in the village you’ll see that the first zone might already been yellow which indicates it’s blossom. The second zone is in the middle of growth. And the third zone we can see the farmers just plants theirs fields.
The next things is that along the street, we will see there are many frangipani trees in row that increasethe beauty of Demulih. Those trees grows naturally since the structure of the land supports plants condition. When you visit Demulih and choose cycling as your media, the frangipani trees will accompany you to enjoy the beauty of Demulih.
We can also see there are many arts and product made by the origin. For instance, there are rings, necklaces, bracelets, which are made by  silver. Not only that, we can also directly go to someone’s house and see product called balinese carpetmade from pandan leaves. We don’t need to worry to enter their house because they will greet us friendly and don’t mind to show us the process how to make it.
Since it is in Bali, Demulih also provides spirituals tourism objects that we know as temples. There are total 25 temple in this village spread on different areas. Each temple has their own function. For instance there is a temple which is located beside the rice fields, temple which focus to pray for Ganesha and so on. This village also allows tourists to enter the temple to pray for their health and balanced of world.
We also  don’t need to worry if we are tired after go around the village. In Demulih, we can take a rest in a cafe which special sells luwak coffe. They are not only provide the cofee in sale, but also allows tourist to see the process of how to make luwak cofee.
Looking at those benefits, you shoulds consider Demulih as one of your destination while you are in Bali. Please enjoy the beauty of Demulih. 

STRUKTUR ORGANISASI DESA DEMULIH 2013



KERAJINAN UKIR DI DESA DEMULIH




Usaha Kerajinan Ukir Di Desa Demulih, Susut-Bangli

Desa Demulih memiliki usaha yang bergerak dalam bidang kerajinan. Salah satunya adalah kerajinan ukir. Kerajinan ini menjadi sumber penghasilan dari masyarakat Dusun Demulih, Desa Demulih. Salah seorang pengrajin ukir yang sudah mendirikan usaha kerajinan ukir adalah Bapak I Wayan Sudarma. Adi Dharma Ukir merupakan nama  usaha kerajian ukir yang didirikan oleh Bapak I Wayan Sudarma yang pekerjanya beranggotakan 20 orang dan merupakan warga Desa Demulih. Usaha kerajinan ukir ini terletak di Dusun Demulih, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Jenis ukiran yang dikerjakan juga bervariasi yaitu dari ukiran kayu dan ukiran batu. Ukiran yang dikerjakan mulai dari patung-patung, ukiran bangunan, ukiran pura dan pelinggih, serta masih banyak lagi. Selama 10 tahun perjalanan usaha kerajinan ukir ini, sudah cukup memiliki nama di masyarakat Bali. Terlihat dari pesanan yang diterima tidak hanya berasal dari Kabupaten Bangli saja, namun kabupaten lain di Bali juga banyak memesan ukiran di Adi Dharma Ukir.
Selain Ukiran yang telah disebutkan di atas, terdapat jenis ukiran yang terbuat dari NDP (arbot). Namun ukiran ini hanya terbatas untuk hiasan interior rumah. Hal ini disebabkan karena kualitas arnot tidak sekuat kayu apabila terpapar sinar maupun terkena hujan. Usaha ukiran berbahan baku arbot ini  diketuai oleh bapak I Wayan Rumia. Beliau mengajak warga sekitar bekerja membuat ukiran arbot.

Bagi rekan-rekan yang berminat untuk memesan ukiran dapat menghubungi contact person di bawah ini.

Pengusaha Ukiran Kayu dan Batu :
Bapak I Wayan Sudarma (085238481661)
ADI DHARMA UKIR
Dusun Demulih, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.

Pengusaha Ukiran Arbot :
Bapak I Wayan Rumia (08123627898)
SAWAH MAS
Dusun Demulih, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.

Ukiran Bangunan Bali
Ukiran Saka Rumah Bali
Ukiran Atap Rumah Bali
UKiran Hiasan Rumah Berbahan Arbot

Ukiran Bingkai Cermin Berbahan Arbot

Sejarah Desa Demulih

Pada zaman kerajaan Majapahit ada seorang yang bernama Mekel Paketan dari tanah Langkir (Gianyar) yang mempunyai seorang istri yang bernama Ni Luh Penatih dari Banjar Angkling Kabupaten Gianyar. Dari perkawinan tersebut tidak memperoleh keturunan. Karena besar keinginannya untuk memperoleh keturunan akhirnya Mekel Paketan melakukan semedi di Goa Pengukur-ukuran. Dari semedi tersebut Mekel Paketan akhirnya memperoleh berkah berupa sebuah cincin bermata Merah Padam. Selanjutnya cincin tersebut diberikan kepada istrinya Ni Luh Penatih. Sejak mempergunakan cincin tersebut Ni Luh Penatih hamil dan akhimya melahirkan seorang bayi laki-laki. Saking rasa gembiranya dan bangganya Mekel Paketan dan Istrinya mempunyai seorang anak maka mereka senantiasa memanjakan anak anaknya secara berlerbihan, sehingga akhirnya Mekel Paketan jatuh miskin dan melarat.
Kemiskinan dan kemelaratan tersebut muneul rasa benci Mekel Paketan terhadap anaknya dan mohon bantuan kepada Raja Gianyar untuk memindahkan anaknya. Dan oleh Raja Gianyar, anak Mekel Paketan ditempatkan di Pura Pengukur-ukuran di sebelah Timur Desa Pejeng serta diperintahkan kepada rakyat Bedulu untuk memeliharanya. Tetapi ternyata rakyat Bedulu juga menjadi miskin dan melarat sejak kehadiran anak tersebut. Oleh karena itu Mekel Paketan mohon kepada Raja Gianyar agar anaknya diusir dart Desa Bedulu.
Dari pengusiran anak itu, anak tersebut lari menuju ke sebelah Timur Sungai Pakerisan. Di tempat itu anak tersebut membuat Ukiran di Pura-Pura dan Goa-Goa. Lama kelamaan datanglah Patih dart Kerajaan Blangbangan yang bernama I Gusti Tapak Mada mencari tirta Mahening dan Tirta Mumbul (Empul) di tempat anak tersebut bekerja. Patih Gusti Tapak Mada merasa kagum dan heran melihat tingkah laku anak tersebut bekerja. Setelah mendengar penjelasan dari anak tersebut, Patih I Gusti Tapak Mada merasa kasihan dan mengajak anak tersebut ikut pergi ke Blangbangan (Jawa). Sesampainya di Blangbangan anak itu diberi nama I Maya Teruna oleh Raja Blangbangan. Disinipun I Maya Teruna diusir ke Daerah Hindu Paperangan di sebelah Timur Sungai Saraswati, tempat dimana anak Raja Blangbangan berkuasa. Selama I Maya Teruna berada di Hindu Paperangan, anak Raja Blangbangan didesak oleh rakyatnya untuk mengusir I Maya Teruna ke Blangbangan, namun Raja Blangbangan tidak menerima. Selanjutnya raja Blangbangan bersama patih I Gusti Tapak Mada memutuskan agar I Maya Teruna dikembalikan ke Bali. Agar I Maya Teruna mau ke Bali, maka dijanjikan seorang perempuan antik (Deha) yang telah menunggunya di Bali sebagai pendamping hidupnya. Akhirnya berangkatlah I Maya Teruna ke Bali diantar oleh anak Raja Blangbangan bersama 40 orang bala tentara. Setibanya di Bali, I Maya Teruna memilih tempatdi Pura Pengukur-ukuran (di tempat ia sebelum ke Blangbangan) melalui sungai Pecampuan Tukad Pekerisan dan Tukad Sangsang dengan memakai Pedati Bambu (Titi Gesing). Dan sampai sekarang Daerah tersebut diberi nama Betiting yang terletak disebelah Tenggara Bangun Lemah Kangin. Karena payahnya dan hari telah larut malam anak Raja Blangbangan bermalam di sana dan kawasan tersebut sampai sekarang disebut Cetra Agung Bangun Lemah. Keesokan harinya pagi-pagi buta melanjutkan perjalanan menuju ke Utara melalui pangkung Daah dan mandi disana airnya berbau miyik (harum) yang kemudian disebut air cendana. Kemudian sampailah pada sebuah bukit. Di bukit ini anak Raja Blangbangan bertanya kepada seorang petani yang sedang membersihkan kebun jagung. Dari jawaban tersebut, bukit ini bernama Bukit Bajang Bangun Siwi (Deha Bunga). Mendengar penjelasan dari penjelasan dari petani I Maya Teruna merasa dirinya ditipu karena nyatanya Daha (wanita cantik) yang dijanjikan sebagai pendamping hidupnya di Bali hanya nama sebuah bukit Bajang Bangun Siwi bukan dalam wujud manusia cantik. Dari perjalanannya yang selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari orang tuanya sendiri dan masyarakat baik di Jawa maupun di Bali alkhirnya ia putus asa untuk mengarungi hidupnya lebih lanjut dan mohon kepada anak Raja Blangbangan agar dihabisi riwayat hidupnya. Selanjutnya anak Raja Blangbangan diberi lekesan dan Bunga Kamboja (Jepun) bemama Tri Kumala Guna oleh I Maya Teruna untuk melebur dirinya. Jadi berdasarkan asal usul/riwayat perjalanan I Maya Teruna tersebut di atas dapatlah dipakai pedoman bahwa nama Demulih berasal dari kata "Deha" yang berarti "Bajang (Perawan)", dan "Mulih" yang berarti 'Pulang'. Jika dikaitkan dengan nama I Maya Teruna maka "Maya" berarti usaha untuk kembali pulang dan"Teruna" berarti perawan (Bajang Suci). Jadi dapatlah ditarik suatu kesimpulan bhwa nama I Maya Teruna mempunyai kaitan erat dengan nama Desa Demulih.
Secara umum keadaan topografi Desa Demulih Kecamatan Susut Kabupaten Bangli merupakan daerah dengan iklim pancaroba. Curah hujan rata–rata per tahun sekitar 950–1000 mm/th, dengan suhu rata–rata 25–270C. Kondisi ini sangat mendukung aktivitas masyarakat dalam kegiatan pertanian.

Pesona Desa Demulih

 

Berbicara tentang pesona tentunya pikiran kita langsung membayangkan sesuatu entah itu pemandangan, manusia, atau lukisan yang membuat pikiran kita segar dan perasaan menjadi damai. Pesona alam merupakan keindahan alami yang tidak dapat kita pungkiri memiliki daya tarik yang luar biasa yang mampu menjadi sumber penghasilan perorangan bahkan suatu desa atau kabupaten.
Lalu bagaimana dengan perawan??
Perawan berkaitan erat dengan sesuatu hal yang belum pernah terjamah, belum banyak diketahui orang, atau dapat dikatakan masih asli.
Desa Demulih yang terletak di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli ini ternyata memiliki pesona alam yang tidak kalah indah dengan objek wisata lainnya yang ada di Bali. Yaa… selain memiliki pesona, desa ini masih belum banyak dikenal oleh wisatawan baik itu wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa desa ini masih perawan. Terlihat dari lingkungan yang masih asri, persawahan yang terhampar luas disepanjang jalan Desa Demulih. Berbeda dengan objek wisata lainnya yang sudah banyak ditanami beton-beton tinggi. Keasrian dan keaslian Desa Demulih yang belum ramai terjamah ini menjadikan Desa Demulih sangat cocok dijadikan objek wisata untuk melepas kepenatan kehidupan kota dan kesibukan di tempat kerja.
Selain hal tersebut, letak Desa Demulih sangat startegis karena beada diantara tempat wisata yang terkenal di Bali, yaitu tempat wisata Penglipuran dan tempat wisata di Kabupaten Gianyar. Sehingga untuk wisatawan yang ingin mencari suasana baru dapat mencoba berkunjung ke Desa Demulih.